Sabtu, 7 November 2020 1:56:55 WIB
Pendapatan Anjlok, Garuda Rugi Rp 15 T
Tiongkok
Versiana - Radio Bharata
Garuda Indonesia/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali mencatatkan kerugian terimbas pandemi COVID-19. Dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (7/11/2020) kerugian kali ini bahkan mencapai US$ 1,07 miliar setara Rp 15,5 triliun (kurs Rp 14.500) pada kuartal III-2020. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan mampu membukukan laba bersih hingga US$ 122,42 juta.
\r\n\r\nBerdasarkan laporan keuangan perusahaan, penyebab kerugian tak lain tak bukan karena pendapatan yang juga turun drastis hingga 67,83% year on year (YoY). Penurunan itu membuat perseroan hanya mampu membukukan pendapatan sebesar US$ 1,13 miliar (Rp 16,51 triliun) pada akhir September lalu. Turun dari pendapatan di akhir September 2019 yang senilai US$ 3,54 miliar.
\r\n\r\nPenurunan paling besar terjadi pada pendapatan penerbangan berjadwal yang anjlok menjadi US$ 917,28 juta dari sebelumnya US$ 2,79 juta.
\r\n\r\nKemudian penerbangan tidak berjadwal juga turun menjadi US$ 46,92 juta dari sebelumnya US$ 249,91 juta. Penurunan tersebut terjadi karena tak adanya penerbangan haji tahun ini, padahal pendapatan penerbangan haji berkontribusi cukup besar di pos itu.
\r\n\r\nPendapatan lain-lain juga mengalami penurunan drastis dari US$ 494,89 juta menjadi senilai US$ 174,55 juta karena turunnya seluruh komponen jasa yang dimiliki oleh grup Garuda Indonesia. Terutama disebabkan tak adanya pendapatan dari jasa ground handling dan turunnya pendapatan dari jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat.
\r\n\r\nPerusahaan berupaya menurunkan beban usaha sepanjang tahun ini sehingga pada periode tersebut beban usaha turun menjadi US$ 2,24 miliar dari sebelumnya di akhir kuartal III-2019 sebesar US$ 3,28 miliar. Selain itu, juga ada beban lain-lain senilai US$ 30,50 juta dari sebelumnya merupakan pendapatan sebesar US$ 13,62 juta.
\r\n\r\nPerusahaan juga mendapatkan kerugian dari bagian entitas asosiasi senilai US$ 3,99 juta dari sebelumnya untung US$ 135.595. Beban keuangan juga mengalami peningkatan menjadi senilai US$ 313,42 juta dari sebelumnya senilai US$ 66,76 juta.
\r\n\r\nDari segi aset, di pos aset lancar terjadi penurunan menjadi sebesar US$ 714,33 juta dari posisi di akhir Desember 2020 lalu yang senilai US$ 1,33 miliar. Utamanya karena penyusutan kas dan setara kas menjadi US$ 169,99 juta dari US$ 299,34 juta dan turunnya nilai piutang usaha serta tagihan bruto kepada pelanggan.
\r\n\r\nSedangkan aset tak lancar mengalami peningkatan drastis menjadi US$ 9,19 miliar dari posisi US$ 3,32 miliar di akhir tahun lalu. Kenaikan ini karena adanya aset tetap perusahaan yang nilainya meningkat menjadi US$ 6,85 miliar dari sebelumnya US$ 1,14 miliar.
\r\n\r\nSehingga total aset pada periode ini menjadi US$ 9,90 miliar, naik dari posisi 31 Desember 2020 yang sebesar US$ 4,45 miliar. Total liabilitas perusahaan juga naik tajam pada akhir September lalu menjadi US$ 10,36 miliar. Naik tajam dari sembilan bulan sebelumnya yang senilai US$ 3,73 miliar.
\r\n\r\nKenaikan ini terutama terjadi pada liabilitas jangka panjang yang menjadi US$ 5,66 miliar dari US$ 477,21 juta. Terutama disebabkan karena liabilitas sewa pembiayaan yang naik tinggi dan liabilitas estimasi biaya pengembalian dan pemeliharaan pesawat.
\r\n\r\nSedangkan liabilitas jangka pendek naik tipis menjadi US$ 4,69 miliar dari sebelumnya US$ 3,25 miliar di akhir Desember 2019. Pada akhir kuartal III-2020 lalu perusahaan terpaksa membukukan nilai ekuitas negatif senilai US$ 455,57 juta dibanding dengan ekuitas yang masih positif di akhir 2019 yang senilai US$ 720,62 juta.
\r\n\r\nSumber : https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-5245367/pendapatan-anjlok-garuda-rugi-rp-15-t?single=1
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB
Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB
Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB
Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB
Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB
Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB
Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB
Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB
Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB
Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB
Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB
Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB
Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB
Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB