Rabu, 4 Desember 2024 17:10:53 WIB
Prabowo Singgung Darurat Militer Korsel: Kita Jangan Terlalu Lengah
Indonesia
Detik/Endro
Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto membuka Tanwir I Muhammadiyah periode Muktamar ke-48, pada Rabu (4/12) di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) NTT. FOTO: Muhammadiyah
JAKARTA, Radio Bharata Online - Presiden Prabowo Subianto menyinggung status darurat militer yang sempat ditetapkan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Prabowo mengingatkan semua pihak untuk tidak terlalu lengah.
Prabowo mengungkap hal tersebut saat memberikan sambutan di pembukaan Tanwir dan Milad ke-122 Muhamamdiyah, di Kupang, NTT.
Kepala Negara awalnya mengungkap kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian saat ini. Perang senjata antarnegara sudah terjadi di mana-mana.
Menurut Prabowo, hitungan sekarang adalah di Eropa terjadi kurang lebih 17% kemungkinan perang nuklir. Menurutnya, ini (merupakan) pengamatan pakar-pakar di Eropa. Karena negara Barat mengizinkan peluru-peluru jangka jauh, jarak jauh, mereka menyerang Rusia, Rusia sekarang mengatakan dia boleh menyerang negara-negara Barat menggunakan senjata-senjata yang paling mutakhir. Belum (lagi) Timur Tengah, belum di Asia, Taiwan dan Korea Utara.
Prabowo lalu menyinggung Korea Selatan yang sempat menetapkan darurat militer.
Prabowo juga menekankan posisi Indonesia yang tidak memihak ke negara mana pun terkait pertahanan. Meski begitu, Prabowo menegaskan kalau Indonesia (berada) di jalur perdagangan dunia. Hal itu tidak menutup kemungkinan Indonesia terseret dalam konflik dunia.
"Kita Non Blok, kita tidak memihak, kita menghormati semua negara, itu maunya kita. Tapi saudara-saudara 40% dari seluruh perdagangan dunia lewat lautan Indonesia, 40% seluruh perdagangan seluruh dunia lewat perairan kita. 70% energi Tiongkok, Korea, dan Jepang lewat perairan Indonesia," ujarnya.
Prabowo mengatakan butuh kepemimpinan politik yang andal. Kepemimpinan politik itu bukan hanya didukung dalam pemerintahan, melainkan juga kerukunan seluruh kalangan.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer diperlukan untuk melindungi negara dari "kekuatan komunis". Presiden Yoon membawa-bawa musuh tetangga mereka, Korea Utara (Korut) (detik)
Komentar
Berita Lainnya
Inflasi September 2022 1,17 Persen, Tertinggi Sejak Desember 2014 Indonesia
Selasa, 4 Oktober 2022 14:34:54 WIB
HUT ke-77 TNI, Jokowi Beri Tanda Kehormatan Bagi Tiga Prajurit TNI Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:4:36 WIB
Naik-Turun Bus TransJakarta Wajib Tempel Kartu, Saldo Minimum Rp5.000 Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:12:43 WIB
BMKG Minta Warga Waspada Gelombang 2,5 Meter di Empat Wilayah Laut NTT Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 10:33:18 WIB
Presiden Ingatkan TNI untuk Selalu Siap Hadapi Tantangan Geopolitik Global Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 14:31:19 WIB
Mesir Gelar Kegiatan Interaktif Belajar Bahasa Mandarin Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 15:20:17 WIB
Memperkuat Ketahanan Pangan Nasional Indonesia
Rabu, 5 Oktober 2022 17:33:33 WIB
Pertemuan P20 di Buka Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:20:55 WIB
Seluruh Biaya Perawatan Korban Kanjuruhan DItanggung Pemkab Malang Indonesia
Kamis, 6 Oktober 2022 14:48:18 WIB
Direktur PT Liga Indonesia Baru Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 10:59:49 WIB
Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 11 Tembakan Gas Air Mata Dilepaskan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 11:9:42 WIB
Jokowi Minta Dewan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Kelola Dana dengan Hati-Hati Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 14:43:21 WIB
Sekjen PBB Prihatin Atas Insiden Penembakan di Thailand Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 15:55:21 WIB
Kirab Kebangsaan Merah Putih di Kota Pekalongan Indonesia
Jumat, 7 Oktober 2022 16:3:8 WIB
Mahfud Md Tidak Mempermasalahkan Media Asing Investigasi Tragedi Kanjuruhan Indonesia
Sabtu, 8 Oktober 2022 8:53:51 WIB