Kamis, 5 September 2024 11:10:53 WIB

Bantuan Tiongkok Berhasil Membantu Negara-Negara Afrika Meningkatkan Respons terhadap Penyakit Menular
Kesehatan

Eko Satrio Wibowo

banner

Song Xiantao, pemimpin tim bantuan medis ke-30 Tiongkok di Guinea (CMG)

Guinea, Radio Bharata Online - Bantuan Tiongkok dalam klinik medis dan layanan kesehatan masyarakat di seluruh Afrika, termasuk pengiriman tim medis dan pembangunan fasilitas, telah memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan respons penyakit menular di benua tersebut.

Pada bulan September tahun lalu, Tiongkok mengirim tim medisnya yang ke-30 ke Guinea di Afrika Barat, salah satu dari 20 negara yang paling banyak terkena malaria di dunia.

"Sehubungan dengan respons penyakit menular, tim medis Tiongkok telah memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan setempat di Afrika tentang diagnosis, perawatan, perawatan, dan tindakan pencegahan, mengajari mereka cara mengenakan alat pelindung, menangani pasien yang terinfeksi, mengelola area isolasi pasien, dan dengan cepat mengidentifikasi dan melaporkan kasus yang diduga. Program pelatihan ini telah meningkatkan kemampuan respons darurat petugas kesehatan setempat saat menghadapi penyakit menular berisiko tinggi," ujar Song Xiantao, pemimpin tim bantuan medis ke-30 Tiongkok di Guinea.

Markas besar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC), yang dibangun dengan bantuan Tiongkok di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, merupakan contoh kerja sama Tiongkok-Afrika dalam layanan kesehatan masyarakat.

Meliputi lahan seluas 2,35 hektar dan selesai dibangun pada 1 Januari 2023, kantor pusat itu mencakup gedung perkantoran yang dapat menampung lebih dari 400 orang dan gedung eksperimen dengan 10 laboratorium dengan 3 lantai. Ini adalah pusat pengendalian penyakit pertama di Afrika yang dilengkapi dengan fasilitas kantor dan laboratorium modern.

"Laboratorium ini tidak hanya untuk kami sebagai CDC Afrika untuk jaminan kualitas program kami, tetapi juga membantu membangun kapasitas staf laboratorium dari benua yang akan kami kunjungi," kata Jean Kaseya, Direktur Jenderal CDC Afrika.

Layar besar di kantor pusat menunjukkan data waktu nyata dari seluruh benua tentang infeksi COVID-19, mpox, Ebola, dan demam berdarah yang dikumpulkan dan dianalisis di ruang komando darurat untuk mendukung pengambilan keputusan bagi layanan kesehatan.

Tiongkok dan Afrika telah melakukan kerja sama berkelanjutan di bidang perawatan kesehatan selama bertahun-tahun. Pada tahun 2014, Tiongkok menyediakan bantuan darurat senilai 750 juta yuan (lebih dari 1,6 triliun rupiah) untuk negara-negara yang terkena dampak Ebola di Afrika Barat, dan mengirim 1.200 tenaga medis dan pakar kesehatan masyarakat ke Afrika untuk memerangi epidemi tersebut.

Sejak tahun 2016, Tiongkok telah mengirim tim pakar ke negara-negara Afrika termasuk Angola, Madagaskar, dan Republik Demokratik Kongo untuk membantu mencegah dan mengendalikan epidemi demam kuning, wabah pes, Ebola, dan COVID-19. Sebuah proyek kerja sama dengan Tanzania untuk mengendalikan malaria telah membuahkan hasil dengan mengurangi infeksi di antara penduduk setempat.

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner