Senin, 30 November 2020 4:12:57 WIB
Dominasi Kereta Berkecepatan Tinggi Antara China dan Jepang
Tiongkok
Versiana Eiffel
Ilustrasi kereta cepat. DOK/IST
Jakarta - Jepang dan China berlomba untuk membangun kereta melayang jenis baru yang sangat cepat. Mereka berusaha menunjukkan penguasaan atas teknologi yang memiliki potensi ekspor sangat besar.
Kedua negara tersebut tengah mengembangkan kereta levitasi magnetik atau maglev. Kereta ini menggunakan magnet yang kuat untuk meluncur di sepanjang jalur bermuatan listrik dengan kecepatan fantastis dan minim gesekan.
Sejauh ini, sejumlah kereta maglev jarak pendek dan eksperimental sudah beroperasi untuk jarak yang tidak terlalu jauh. Namun, dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia itu berlomba-lomba mengembangkan jalur kereta maglev antarkota dengan jarak jauh pertama di dunia.
Jepang membangun kereta maglev senilai 9 triliun yen atau setara dengan USD 86 miliar. Jalur kereta dibangun menghubungkan Tokyo dan Osaka yang ditargetkan selesai pada 2037.
Sementara itu, China akan membangun kereta maglev untuk dioperasikan dengan tujuan Shanghai dan kota pelabuhan timur, Ningbo. Proyek ini diperkirakan menghabiskan dana senilai 100 miliar yuan atau setara dengan USD 15 miliar dan diperkirakan selesai pada 2035.
Ada sebuah pertanyaan kenapa pembangunan kereta maglev membutuhkan dana yang begitu fantastis? Tenyata, mahalnya pembangunan kereta maglev disebabkan oleh penggalian terowongan yang melewati jalur-jalur tertentu seperti pedesaan hingga pegunungan.
Para ahli transportasi menilai bahwa Jepang dan China memiliki kesempatan besar dalam melakukan ekspor teknologi berikutnya saat berhasil menyelesaikan proyek kereta maglev tepat waktu. Nilai proyek infrstruktur kereta ini pun diperkirakan akan lebih besar dari biaya percobaan sebelumnya.
Sumber : https://autotekno.sindonews.com/read/250300/124/dominasi-kereta-berkecepatan-tinggi-antara-china-dan-jepang-1606669896/
Komentar
Berita Lainnya
Xi Jinping: Biar Semua Orang Lansia Mempunyai Kehidupan Masa Tua Yang Berbahagia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:14:40 WIB
Hasil Studi Ilmuwan Tiongkok, Minum Teh Setiap Hari Turunkan Risiko Diabetes Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:21:52 WIB
Tiongkok Produksi Kereta Api Hibrid yang BebasPolusi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:26:6 WIB
Tiongkok Perkirakan Jual 68,5 Juta Tiket Kereta Selama Libur Hari Nasional Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:42:10 WIB
Tiongkok: Perlu Bersama Lindungi Fasilitas Infrastruktur Lintas Negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:48:4 WIB
Padi Hemat Air Bantu Petani Panen Melimpah di Tengah Kekeringan Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB
Lanjutkan Balapan di Musim 2023, Zhou Guanyu Ingin Bawa Semangat dan Budaya Tiongkok Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB
Tiongkok Larang Rokok Elektrik Rasa Buah dalam Peningkatan Regulasi Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:14:12 WIB
Tiongkok mendesak AS untuk mengakhiri kekerasan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika selama sesi PBB Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:45:29 WIB
Setengah komunitas pedesaan di Tiongkok tercakup layanan perawatan lansia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 16:49:6 WIB
Guangzhou: Gerbang maritim Tiongkok ke dunia sejak zaman kuno Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:10:22 WIB
Tiongkok kalahkan Slovenia dan AS di Kejuaraan Tenis Meja Beregu Dunia Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:20:34 WIB
Pemasangan Atap Beton Pertama Terowongan Jalan Raya Terpanjang di Provinsi Jiangsu Tiongkok Telah dimulai Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:25:54 WIB
Tiongkok ingin mengoptimalkan struktur ekonomi negara Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:30:30 WIB
Sinopec Tiongkok ingin hapus daftar ADS dari London Stock Exchange Tiongkok
Selasa, 4 Oktober 2022 17:50:46 WIB