Senin, 11 November 2024 16:12:46 WIB
Aksi Iklim Bersama Adalah Kunci Membebaskan Dunia Dari Kelaparan
Kesehatan
Endro
MA XUEJING/CHINA DAILY
BEIJING, Radio Bharata Online - Perubahan iklim mendatangkan ancaman serius bagi ketahanan pangan global. Meningkatnya suhu rata-rata dan peristiwa cuaca ekstrem yang lebih sering dan parah, berpotensi menjatuhkan ratusan juta orang ke dalam jurang kelaparan, atau membuat mereka menderita kekurangan gizi, jika masyarakat internasional tidak segera menerapkan tindakan perbaikan yang efektif.
Risiko ketahanan pangan di masa depan sering disebut sebagai dasar perlunya mengambil tindakan iklim bersama. Namun, krisis ketahanan pangan sudah terjadi karena meningkatnya suhu global. Tahun 2023 adalah tahun terpanas sejak pencatatan suhu global dimulai, dan 2024 dilaporkan sebagai lebih panas.
Ketahanan pangan bukan hanya tentang kalori. Meningkatnya harga pangan dan menurunnya pendapatan, mendorong masyarakat miskin untuk mengonsumsi makanan yang kurang bergizi, dan beralih ke makanan pokok yang lebih murah, hanya untuk menghilangkan rasa lapar mereka. Akibatnya, sebagian orang mungkin mendapatkan cukup kalori, tetapi masih menderita kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Bahkan kekurangan zat gizi mikro sementara, dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius bagi masyarakat, terutama anak-anak. Lebih buruk lagi, banyak tanaman pangan mengandung kadar zat gizi mikro yang lebih rendah akibat meningkatnya suhu global.
Untuk mencegah masalah kerawanan pangan semakin bertambah parah, tindakan harus diambil di lima area berdasarkan prioritas.
Pertama, dunia harus mengambil tindakan iklim yang lebih berani.
Kedua, sistem pangan perlu dibuat lebih tangguh terhadap iklim, dengan lebih mendiversifikasi tanaman pangan, dan membudidayakan tanaman pangan dan jenis hewan yang lebih tangguh, dengan bantuan teknologi pemuliaan genomik baru.
Ketiga, fungsi pasar pangan perlu ditingkatkan, sementara langkah-langkah harus diambil untuk menghubungkan rumah tangga miskin dengan pasar.
Keempat, orang miskin di banyak daerah pedesaan di Afrika dan Asia bergantung terutama pada pertanian untuk mata pencaharian mereka. Jika terjadi gagal panen, rumah tangga ini kehilangan sumber pendapatan mereka.
Dan kelima, memperkuat jaring pengaman sosial di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. (China Daily)
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB