Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022
Ekonomi
Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online
Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5,5 persen (yoy) pada kuartal III 2022. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN).
JAKARTA, Radio Bharata Online - Menteri Keuangan Sri Mulyani optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5,5 persen (yoy) pada kuartal III 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal II, yakni 5,44 persen.
"Kami memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia di 2022 ini adalah antara 5 hingga 5,3 persen. Ini artinya nanti di kuartal ketiga pertumbuhan ekonomi masih akan tumbuh sangat kuat di area di atas 5,5 persen, perkiraan dari Kementerian Keuangan," kata dia dalam konferensi pers APBN KiTA Edisi Oktober 2022, Jumat (21/10).
Menurut Sri Mulyani, perkiraan tersebut berlandaskan berbagai indikator seperti mobilitas, indeks penjualan retail, dan Mandiri Spending Index. Ia menyebut semua indikator tersebut masih dalam situasi yang positif dan ekspansif.
Selain itu, dari sisi supply yaitu PMI manufaktur Indonesia bahkan mengalami penguatan 13 bulan berturut-turut. Dengan begitu, PMI Indonesia terus menerus berada dalam zona ekspansi.
"Ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi semenjak terjadinya pandemi sudah berjalan relatif bisa terjaga momentumnya," imbuh Sri Mulyani.
Tidak hanya itu, dari konsumsi listrik, Sri Mulyani mengatakan pertumbuhannya dari sektor bisnis dan industri juga positif. Masing-masing sektor tercatat tumbuh sebesar 17,3 persen dan 8,1 persen.
Ia menambahkan dari sisi manufaktur, industri pengolahan kapasitas produksi juga mengalami kenaikan.
"Ini semuanya menggambarkan bahwa kuartal III ini GDP kita mungkin masih kuat meskipun kemarin kita melakukan kenaikan harga BBM namun pengaruhnya terhadap growth masih relatif terjaga," ujarnya.
Meski begitu, Sri Mulyani juga memperingatkan untuk tetap waspada terutama pada 2023. Sebab, gelombang pelemahan ekonomi dunia dan ketidakpastian global serta kecenderungan suku bunga yang naik bisa mempengaruhi berbagai indikator dan juga faktor-faktor yang mendorong ekonomi Indonesia.
Ia juga menyebut ekonomi tahun depan kain gelap dan pekat. "Kalau menggunakan bahasa IMF itu adalah gelap dan gelap nya makin pekat," tandasnya, di kutip dari CNN Indonesia.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB