Senin, 25 November 2024 10:53:38 WIB

Olahraga Musim Dingin Dorong Pasar Pariwisata di Xinjiang
Ekonomi

Eko Satrio Wibowo

banner

Seorang pemain ski dari kota Puyang, provinsi Henan (CMG)

Xinjiang, Radio Bharata Online - Meningkatnya antusiasme terhadap olahraga musim dingin yang dipicu oleh penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 2022 di Tiongkok telah mendorong pasar pariwisata di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang yang lebih dingin di barat laut Tiongkok.

Dengan kondisi alam yang mendukung dan banyaknya resor ski berstandar tinggi, Xinjiang telah memainkan peran penting dalam pengembangan industri olahraga musim dingin Tiongkok yang sedang berkembang pesat. Xinjiang kini siap menjadi pusat global untuk olahraga musim dingin dan wisata petualangan, memanfaatkan kekayaan warisan ski dan keindahan alamnya.

Terletak di Desa Hemu, Kabupaten Burqin, Prefektur Altay, di wilayah tersebut, Resor Ski Jikepulin telah beroperasi sejak tanggal 17 bulan ini. Sejak saat itu, jumlah pengunjung resor ski tersebut terus meningkat, dengan banyaknya penggemar olahraga musim dingin dari seluruh negeri yang datang ke sini untuk menikmati pemandangan alamnya yang menakjubkan dan kualitas salju yang sangat baik.

"Kami berasal dari Puyang (Kota), Henan (Provinsi). Kami berempat datang ke Xinjiang untuk bermain ski, dan ini juga pertama kalinya kami mengunjungi resor ski di Hemu," kata seorang pemain ski.

Altay muncul sebagai tujuan ski yang populer karena tiga resor skinya, yaitu Gunung Jiangjun, Koktokay, dan Jikepulin, yang menawarkan variasi medan yang lebih baik dan musim ski yang lebih panjang.

Data menunjukkan bahwa selama musim dingin 2023-2024, Altay telah menerima lebih dari satu juta kunjungan pemain ski. Tahun ini, sejak akhir Oktober 2024, tiga resor ski besar di Altay saat ini menerima lebih dari 6.000 kunjungan pemain ski setiap hari.

Berkat dampak pengoperasian Resor Ski Jikepulin, wisata musim dingin di Hemu telah dengan cepat mendapatkan popularitas selama dua tahun terakhir. Fasilitas transportasi di desa tersebut telah mengalami perkembangan pesat, dan jumlah tempat tidur di rumah singgah dan hotel di desa tersebut telah melampaui 10.000 sejauh tahun ini.

"Berkat dukungan kuat dari kebijakan es dan salju negara saat ini, pengembangan kawasan wisata ini dan perencanaan di Desa Hemu akan terus membaik. Oleh karena itu, saya yakin tempat ini memiliki masa depan yang menjanjikan," kata Song Xiaotian, pemilik rumah singgah di Desa Hemu.

Tiongkok telah meluncurkan rencana ambisius untuk mengembangkan ekonomi es dan saljunya, dengan menargetkan olahraga musim dingin, pariwisata, dan manufaktur peralatan sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan nilai yang diproyeksikan mencapai 1,5 triliun yuan (sekitar 3.280 triliun rupiah) pada tahun 2030.

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner