Jumat, 17 Januari 2025 16:38:17 WIB
Tiongkok Kecam AS karena Memfitnahnya terkait Krisis Ukraina di Pertemuan PBB
International
Eko Satrio Wibowo
Geng Shuang, Wakil Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (CMG)
New York, Radio Bharata Online - Tiongkok mengecam Amerika Serikat karena menyebarkan narasi palsu untuk menjelek-jelekkan mereka terkait isu Ukraina selama pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai krisis Ukraina pada hari Kamis (16/1).
Pada pertemuan tersebut, Wakil Tetap Tiongkok untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Geng Shuang, mengatakan bahwa AS tidak hanya menolak untuk merenungkan perannya dalam pecahnya dan berlanjutnya perang tersebut, tetapi juga melakukan serangan dan kampanye kotor terhadap Tiongkok.
Menurut Geng, itu adalah upaya terang-terangan untuk melampiaskan emosi, mengalihkan kesalahan, dan menghindari tanggung jawab, yang selanjutnya mengungkap manipulasi politik dan standar ganda AS.
"AS telah berulang kali membuat tiga klaim utama: Pertama, Tiongkok menyediakan pasokan militer untuk Rusia; kedua, Tiongkok menawarkan perlindungan politik untuk Rusia; ketiga, perang akan berakhir sejak lama tanpa dukungan Tiongkok untuk Rusia. Ini adalah kebohongan belaka," tegas Geng.
"Jika Tiongkok benar-benar memberikan bantuan militer kepada Rusia, situasi di medan perang tidak akan seperti sekarang ini. Jika Tiongkok menawarkan perlindungan politik bagi Rusia, Tiongkok tidak akan berulang kali menekankan penghormatan terhadap kedaulatan nasional dan integritas teritorial, atau kepatuhan terhadap tujuan dan prinsip Piagam PBB pada kesempatan umum. Jika Tiongkok tidak ingin perang berakhir, Tiongkok tidak akan mengirim perwakilan khusus untuk diplomasi ulang-alik atau bekerja sama dengan negara-negara di belahan bumi selatan untuk memulai platform 'Sahabat Damai' terkait krisis Ukraina," jelasnya.
Ia lebih lanjut mengkritik AS karena menggunakan perang Ukraina sebagai kesempatan untuk memajukan agenda geopolitiknya sendiri, dengan merangkum tiga tujuan utama AS, yakni melemahkan dan mengalahkan Rusia untuk mendominasi keamanan Eropa dan memperluas pengaruhnya di Eropa; mengobarkan politik blok untuk menekan dan mengisolasi Tiongkok, yang dipandangnya sebagai saingan strategis; dan membentuk citra positif dirinya untuk melawan kritik internasional atas kebijakannya di Timur Tengah.
Tak satu pun dari upaya AS ini berhasil, kata Geng.
"Baru-baru ini, baik Rusia maupun Ukraina telah mengirimkan sinyal politik yang menunjukkan keinginan untuk berunding, dan diskusi internasional seputar krisis Ukraina semakin berfokus pada perdamaian dan perundingan. Perkembangan krisis Ukraina memasuki fase kritis. Kami berharap bahwa masyarakat internasional, termasuk AS, akan memperkuat persatuan dan kerja sama untuk menumbuhkan kemauan politik di semua pihak, melanjutkan perundingan damai sedini mungkin, mengakhiri perang, dan memulihkan perdamaian dan stabilitas di Eropa dengan upaya konkret," ungkap Geng.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB